Raja Nyaris Terbunuh
Kisah Abu Nawas di malam hari ini akan mengisahkan tentang Abu Nawas yang berhasil menyerahkan Baginda Raja untuk dipotong lehernya kepada para tukang bubur kampung Badui.
Bagaimana Kisahnya.
Berikut Kisahnya.
Pada suatu hari, Abu Nawas berjalan-jalan hingga ke kampung Badui di daerah gurun jauh dari kota tempat tinggalnya.
Sesampainya di tempat tersebut, ditemuinya ada beberapa orang yang sedang memasak bubur, susananya ramai sekali.
Tanpa disadarinya, ia ditangkap oleh orang-orang itu dan dibawa ke rumah mereka untuk disembelih.
"Kenapa aku ditangkap?" tanya Abunawas.
"Wahai orang asing, setiap orang yang lewat di sini pasti akan kami tangkap, kami semebelih seperti kambing dan dimasukkan ke belanga bersama adonon tepung itu. Inilah pekerjaan kami dan itulah makanan kami sehari-hari," jawab salah seorang dari mereka sambik menunjuk ke belanga yang airnya mendidih.
Abu Nawas ketakutan juga, namun meski keadaan sedang terjepit, dia masih sempat berpikir jernih.
"Kalian lihat saja, badanku kurus kering, jadi dagingku tak banyak, kalau kalian mau besok aku bawakan temanku yang badannya gemuk sehingga bisa kalian makan untuk lima hari lamanya. Aku janji, maka tolong lepaskan aku," pinta Abu Nawas.
Karena janjinya itu, Abunawas akhirnya dilepaskan.
Leher dipotong.
Di sepanjang jalan Abu Nawas berpikir keras untuk menemukan siasat agar dirinya berhasil membawa teman yang gemuk. Terlintas olehnya Baginda Raja.
"Seharusnya Raja tahu akan berita yang tidak mengenakkan ini, dan alangkah baiknya kalau Baginda Raja mengetahui sendiri," gumannya dalam hati.
Abu Nawas segera saja masuk ke dalam istana untuk menghadap Raja.
Dengan berbagai bujuk rayu, akhrinya Abunawas berhasil mengajak Baginda Raja ke kampung badui tersebut.
Sesampainya di kampung badui tersebut, si pemilik rumah tanpa banyak bicara langsung saja menangkapnya. Abu nawas segera meninggalkan tempat itu dan dalam hati dia berpikir,
"Bila Raja pintar, pasti niscaya dia akan bisa membebaskan diri. Tapi kalau bodoh, akan matilah ia karena akan disembelih orang jahat itu."
Sementara itu, didalam rumah Baginda tidak menyangka akan disembelih.
Dengan takutnya dia berkata,
"Jika membuat bubur, dagingku ini tidaklah banyak karena banyak lemaknya. Tapi jika kalian izinkan, kalian akan aku buatkan peci kemudian dijual yang harganya jauh lebih mahal ketimbang harga buburmu itu."
Akhirnya mereka menyetujuinya.
Baginda telah beberapa hari tidak terlihat di istananya, ia bekerja keras untuk membuat peci untuk orang badui itu. Namun pada akhirnya beberapa ke depan Baginda dibebaskan oleh para pengawalnya.
Hukuman untuk Abunawas.
Setelah Baginda dibebaskan, barulah Abu Nawas dipanggil untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
Abunawas dianggap telah mempermalukan rajany di muka rakyatnya sendiri.
"Wahai Abu Nawas, engkau ini benar-benar telah mempermalukan aku, perbuatanmu sungguh tidak pantas dan kamu harus dibunuh," ujar Raja Harun geram.
"Ya Tuanku, sebelum hamba dihukum, perkenankan hamba menyampaikan beberapa hal," kata Abu Nawas membela diri.
"Baiklah, tetapi kalau ucapanmu salah, niscaya engkau akan dibunuh hari ini juga," ujar Baginda Raja.
"Wahai Tuanku, alasan hamba menyerahkan kepada si penjual bubur itu adalah ingin menunjukkan kenyataan di dalam masyarakat negeri ini kepada paduka. Karena semua kejadian di dalam negeri ini adalah tanggung jawab baginda kepada Allah SWT kelak. Raja yang adil sebaiknya mengetahui perbuatan rakyatnya," kata Abu Nawas.
Setelah mendengar ucapan Abu Nawas yang demikian, hilanglah rasa amarah baginda Raja. Dalam hati beliau membenarkan ucapan Abunawas tersebut.
"Baiklah, engkau aku ampuni atas semua perbuatanmu dan jangan melakukan perbuatan seperti itu lagi kepadaku," tutur baginda raja.
Bagaimana Kisahnya.
Berikut Kisahnya.
Pada suatu hari, Abu Nawas berjalan-jalan hingga ke kampung Badui di daerah gurun jauh dari kota tempat tinggalnya.
Sesampainya di tempat tersebut, ditemuinya ada beberapa orang yang sedang memasak bubur, susananya ramai sekali.
Tanpa disadarinya, ia ditangkap oleh orang-orang itu dan dibawa ke rumah mereka untuk disembelih.
"Kenapa aku ditangkap?" tanya Abunawas.
"Wahai orang asing, setiap orang yang lewat di sini pasti akan kami tangkap, kami semebelih seperti kambing dan dimasukkan ke belanga bersama adonon tepung itu. Inilah pekerjaan kami dan itulah makanan kami sehari-hari," jawab salah seorang dari mereka sambik menunjuk ke belanga yang airnya mendidih.
Abu Nawas ketakutan juga, namun meski keadaan sedang terjepit, dia masih sempat berpikir jernih.
"Kalian lihat saja, badanku kurus kering, jadi dagingku tak banyak, kalau kalian mau besok aku bawakan temanku yang badannya gemuk sehingga bisa kalian makan untuk lima hari lamanya. Aku janji, maka tolong lepaskan aku," pinta Abu Nawas.
Karena janjinya itu, Abunawas akhirnya dilepaskan.
Leher dipotong.
Di sepanjang jalan Abu Nawas berpikir keras untuk menemukan siasat agar dirinya berhasil membawa teman yang gemuk. Terlintas olehnya Baginda Raja.
"Seharusnya Raja tahu akan berita yang tidak mengenakkan ini, dan alangkah baiknya kalau Baginda Raja mengetahui sendiri," gumannya dalam hati.
Abu Nawas segera saja masuk ke dalam istana untuk menghadap Raja.
Dengan berbagai bujuk rayu, akhrinya Abunawas berhasil mengajak Baginda Raja ke kampung badui tersebut.
Sesampainya di kampung badui tersebut, si pemilik rumah tanpa banyak bicara langsung saja menangkapnya. Abu nawas segera meninggalkan tempat itu dan dalam hati dia berpikir,
"Bila Raja pintar, pasti niscaya dia akan bisa membebaskan diri. Tapi kalau bodoh, akan matilah ia karena akan disembelih orang jahat itu."
Sementara itu, didalam rumah Baginda tidak menyangka akan disembelih.
Dengan takutnya dia berkata,
"Jika membuat bubur, dagingku ini tidaklah banyak karena banyak lemaknya. Tapi jika kalian izinkan, kalian akan aku buatkan peci kemudian dijual yang harganya jauh lebih mahal ketimbang harga buburmu itu."
Akhirnya mereka menyetujuinya.
Baginda telah beberapa hari tidak terlihat di istananya, ia bekerja keras untuk membuat peci untuk orang badui itu. Namun pada akhirnya beberapa ke depan Baginda dibebaskan oleh para pengawalnya.
Hukuman untuk Abunawas.
Setelah Baginda dibebaskan, barulah Abu Nawas dipanggil untuk mempertanggungjawabkan semua perbuatannya.
Abunawas dianggap telah mempermalukan rajany di muka rakyatnya sendiri.
"Wahai Abu Nawas, engkau ini benar-benar telah mempermalukan aku, perbuatanmu sungguh tidak pantas dan kamu harus dibunuh," ujar Raja Harun geram.
"Ya Tuanku, sebelum hamba dihukum, perkenankan hamba menyampaikan beberapa hal," kata Abu Nawas membela diri.
"Baiklah, tetapi kalau ucapanmu salah, niscaya engkau akan dibunuh hari ini juga," ujar Baginda Raja.
"Wahai Tuanku, alasan hamba menyerahkan kepada si penjual bubur itu adalah ingin menunjukkan kenyataan di dalam masyarakat negeri ini kepada paduka. Karena semua kejadian di dalam negeri ini adalah tanggung jawab baginda kepada Allah SWT kelak. Raja yang adil sebaiknya mengetahui perbuatan rakyatnya," kata Abu Nawas.
Setelah mendengar ucapan Abu Nawas yang demikian, hilanglah rasa amarah baginda Raja. Dalam hati beliau membenarkan ucapan Abunawas tersebut.
"Baiklah, engkau aku ampuni atas semua perbuatanmu dan jangan melakukan perbuatan seperti itu lagi kepadaku," tutur baginda raja.
0 komentar:
Posting Komentar
Jangan Lupa ya di Koment Sob...hehehe